Pelajaran Soft Skill
Nama : Febrian Ruby Theo
NPM : 5241177
Kelas :1IA13
Masyarakat dan Kebudayaan
A.Kebudayaan
Sebelum memasuki inti ada baiknya kita mengerti arti dari kata Masyarakat dan Kebudayaan .Apa sih yang dimaksud Masyarakat? Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Apa sih yang dimaksud kebudayaan? Kebudayaan adalah Komplek yang mencakup pengetahuan , kepercayaan , seni , moral , hukum , adat istiadat , dan lain–lain kemampuan serta kebiasaan –kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat .
Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola berfirkir ,
merasakan dan bertindak . Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti hal
nya saat kita menggunakan lensa, untuk meneropong sesuatu kita harus memilih
suatu objek tertentu yang akan dilihat secara fokus.
Beberapa
orang awam mengartikan kebudayaan merupakan sebuah seni. Padahal sebenarnya
kebudayaan itu bukan hanya sekedar seni. Kebudayaan melebihi seni itu sendiri
karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja dalam kehidupan antar amnusia
. Itu sih menurut saya ok biar lebih yakin saya akan mengambil arti-arti
kebudayaan dari para ahli.
Berikut
ini definisi kebudayaan menurut para ahli :
#
EDWARD T. HALLKebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
# IRIS VARNER & LINDA BEAMER
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang
# LARRY A. SAMOVAR & RICHARD E. PORTER
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
Yang
diatas itu dari luar.. Ok saya akan kasih pakar dari Indonesia :
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak
Oh
iya nih sista-sista sekedar mengingatkan.Sekarangkan sudah jaman globalisasi
nih. Jadi banyak turis-turis dari luar melihat kebudayaan kita. Terlebih untuk
tarian-tarian, Makanan khas daerah ,baju batik dan musik-musik tradisional kita
. Kemarin-kemarin kita telah mendengar kabar bahwa Malaysia ,negara tentangga
kita telah mengklaim bahwa tari reog ponorogo dari mereka ,begitu juga dengan
makanan padang yang sangat terkenal itu lho yaitu rendang ,saya juga baru tau
ternyata di Amerika sana mereka membuat restoran besar khusus untuk makanan
rendang . Malaysia disana membuat tidak Cuma 1 restoran besar tetapi ada 2. Dan
sekarang di Amerika sudah ada Burger isi rendang . Dan juga Baju batik yang di klaim oleh
Malaysia .Dan yang gak kalah penting alat music tradisional kita, yaitu
angklung.
Nah
menurut definisi saya diatas . Saya dapat mengambil saran , dan kesimpulan
.Saran saya ,kita sebagai putra-putri Indonesia nih ,gak mau kan kalau
kebudayaan kita habis satu persatu diambil oleh Negara lain .Ayolah kita sebgai
warga Negara Indonesia yang baik , mari kita lestarikan budaya kita. Contoh
yang kecil , kita bisa mempelajari angklung dan memainkannya di waktu senggang
buat anak-anak band ayo dong jangan Cuma mainin alat musik yang modern , yang
tradisional juga ^_^. Trus kalau untuk
batik , contoh kecilnya kita bias tuh ke kampus (bagui yang mahasiswa)
sekali-sekali memakai batik ke kampus.
Saran
untuk pemerintah kita Pemerintah
perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
budaya bangsa.
Saran saya
untuk Media massa Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan
seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak
menimbulkan pergeseran budaya.
Saran saya
untuk Masyarakat , Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan
globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan
berdampak negative .Kemudian Masyarakat
harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh
globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
Kesimpulan
yang dapat saya ambil adalah Pengaruh globalisasi disatu sisi
ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia .
Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan
mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada
akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia Artinya adalah bahwa
antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur
dengan kebudayaan asing.
Apabila timur
dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa
meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu
dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya
bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba
mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan
terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu
untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena
sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab
itu, sebagai
generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni
budaya kita demi masa depan anak cucu.
Seni dan
kebudayaan Betawi
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam
etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik
pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara
lain, Jawa, Sunda,
Minang, Batak,
dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara,
budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok,
India, dan Portugis.
Suku Betawi sebagai penduduk asli
Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta
dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa
Barat dan provinsi Banten. Budaya
Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya
barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar
budaya di Situ Babakan.
· Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi
adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain
di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa
suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia
juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah,
Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah
diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena
itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum
Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di
Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang
digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20,
Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang
berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya
sebagai etnis Betawi (kata turunan dari
Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih
tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti
kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung
dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan
lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di
perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang
digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia,
bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia
dialek Betawi.
· Musik
Dalam bidang kesenian, misalnya,
orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong
yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi
juga ada Rebana yang berakar pada tradisi
musik Arab, Keroncong
Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,
dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan
seni Lenong, Gambang
Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.
· Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan
antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni
tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Jaipong
dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing.
Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama
juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
· Cerita rakyat
Cerita rakyat yang berkembang di
Jakarta selain cerita rakyat yang sudah dikenal seperti Si Pitung, juga dikenal cerita rakyat lain seperti serial Jagoan Tulen atau si jampang yang mengisahkan
jawara-jawara Betawi baik dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal
"keras". Selain mengisahkan jawara atau pendekar dunia persilatan,
juga dikenal cerita Nyai Dasima yang
menggambarkan kehidupan zaman kolonial.
· Senjata tradisional
Senjata khas Jakarta adalah bendo atau golok yang
bersarungkan terbuat dari kayu.
Kepercayaan
Sebagian
besar Orang Betawi menganut agama Islam,
tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katolik
juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama
Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara
penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini
wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian
dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di
pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk
komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada
dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Profesi
Di Jakarta,
orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi
menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung
Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang
(anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru,
pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang,
pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum
dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih
dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung
Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat
banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari
Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak
zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan.
Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah
orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno
menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk
"terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno
yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah
multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan
lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan
etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
Perilaku
dan sifat
Asumsi kebanyakan orang tentang
masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi,
pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil.
Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin
Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur
Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif
dari Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun
kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius.
Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran
orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi
sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara
masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang Betawi sangat menghormati
budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih
memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti
lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan
oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap
ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan
menopang modernisasi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar